Rabu, 29 Juni 2011

Pesona Pulau Kampai

Oleh 
Nurhidayah

Pantai Berawe 500Meter, tulisan itu yang terlihat jika kita telah memasuki daerah Dusun IV Sei.Pinang, sebuah ojek wisata bahari ini mulai dikenal dan dikunjungi oleh orang dari luar daerah itu sejak 2009 lalu. Awalnya Pantai yang teletak disebuah Dusun kecil  Desa Pulau Kampai  Kecamatan Pangkalansusu Kabupaten Langkat, Sumatra Utara itu hanya menjadi sumber mata pencaharian bagi warga setempat yang berprofesi sebagai nelayan.

Penduduk Dusun Sei.Pinang ini semakin lama semakin bertambah pada 2005 tercatat hanya ada 80 KK (Kepala Keluarga). Namun saat ini sudah banyak pendatang baru. Awalnya pantai yang menjadi salah satu sumber pencaharian warga setempat, terlihat begitu bersih dan udara yang begitu sejuk, namun itu sebelum pemerintah kecamatan menjadikan pantai ini sebagai objek wisata bahari. Niat awalnya mungkin memang baik, ingin mempromosikan sesuatu yang bisa dibanggakan dari sebuah Dusun kecil dan terpencil. Namun, setelah pantai ini terpromosikan, malah menjadikan pantai yang awalnya bersih berubah penuh dengan sampah sisa jajanan dan plastik yang berserakan di berbagai sudut bibir pantai. Suasana seperti ini sungguh tidak enak dipandang, apalagi jika dipantai.
Saat berkunjung ke Pantai Berawe sebelum dijadikan kawasan wisata bahari, begitu menapakkan kaki pada jalan masuk pantai saya langsung  disambut oleh angin sejuk, suara deburan ombak, serta kicauan burung yang merdu.

Pengunjung yang datang ke Pantai tersebut dari berbagai tempat, selain orang-orang sekitar ada juga orang-orang dari luar daerah. Untuk dapat sampai ke Pantai Berawe, pengunjung dapat melewati jalan dari Pelabuhan Pangkalan Susu dilanjutkan dengan menaiki bot (kendaraan air) yang menuju ke Pulau Kampai dengan tarif Rp 6000/orang dan Rp 6000/Kendaraan bermotor (sepeda motor). Bisa juga melalui Getek (kendaraan diatas air) dengan tarif ongkos Rp 2000/orang.

Setelah dijadikan sebagai objek wisata bahari. Beberapa perubahan mulai terlihat, awalnya siapa saja, dan kapan saja orang bebas untuk menikmati pesona pantai ini tanpa dipungut biaya apapun. Namun sekarang khusus pada hari Minggu dan hari Libur akan ada petugas jaga yang duduk di pintu masuk pantai untuk meminta uang masuk kepada pengunjung seharga Rp 3000/orang jika ada yang membawa kendaraan seperti sepeda motor maka ditambah uang parker senilai Rp 2000/kendaraan. “Jika ditanya untuk apa uang itu ? mereka menjawab “untuk perawatan dan kebersihan pantai”.

Namun, jika dilihat kondisi pantai sekarang yang jauh dari perawatan, maka kita akan bertanya untuk apa sebenarnya uang yang dikutip dari pengunjung pantai? (entahlah, hanya mereka yang bisa menjawab)
Dan perubahan lain yang terlihat ialah mulai ada beberapa pedagang yang menawarkan berbagai hidangan seafood. Asyik memang menikmati  indahnya pantai sambil mencicipi makanan laut, hasil dari pantai tersebut. Namun, satu hal yang sangat disayangkan, pengelola pantai belum begitu bijak dalam menjaga keasrian dan keindahan alami pantai Berawe itu sendiri.

Alangkah lebih baiknya jika pengelola pantai dapat mengelola Pantai tersebut dengan baik. Sehingga dapat terjaga keasriannya. Tanpa ada sampah yang berserakan. Salah satu alternative serta solusinya dengan menyediakan tempat sampah dibeberapa tempat serta lokasi yang dijadikan tempat berteduh pengunjung, agar pengunjung tidak lagi menyerakkan sampah sisa makanan disembarang tempat. Atau pengelola pantai juga dapat bergantian membersihkan pantai disaat tidak ada pengunjung. Banyak juga alternative lain yang dapat dijalankan untuk menjadikan pantai Berawe sebagai objek wisata bahari yang indah dan bebas sampah. Sehingga Pesona Pulau Kampai yang satu ini dapat menjadikan setiap pengunjung terpesona dengan kebersihan, keindahan, dan keasrian Pantai. (Nurhidayah)
   
Terima kasih telah membaca :)

1 komentar: