Rabu, 29 Juni 2011

Peras Tenaga untuk Menghidupi Keluarga

Feature 
Oleh
Nurhidayah

Cuaca siang Kamis (24/2) begitu terik, menjadikan Ismail (43) begitu giat untuk memeras tebu. Guna untuk melepaskan dahaga bagi orang yang menikmati air tebunya yang diperas murni dengan tenaga Ismail, tanpa bantuan mesin. 

Ismail merupakan seorang warga Ujong Blang yang berpofesi sebagai penjual air tebu. Namun Ismail tidak menjajakan air tebu perasannya dikawasan Ujung Blang, melainkan di Desa Ujong Lancang, Meunasah Blang Kandang, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara.
Ismail membuat lapak jualannya dekat dengan jembatan yang memisahkan Kandang dan Cunda. Dibawah gubuk yang dibuatnya sendiri itulah Ismail mengelola tebu hingga menjadi air tebu tanpa bantuan mesin, dia hanya mengandalkan kekuatannya, dengan dibantu oleh kayu yang dibuat khusus untuk memeras tebu, sehingga terpisah air dan ampasnya. walapun tanpa mesin, Ismail tetap melakoni pekerjaanya dengan baik.

Ismail melakukan pekerjaan ini untuk menghidupi 6 orang anak dan 1 istrinya. Setiap hari Ismail harus menguras tenaga ekstra untuk memeras tebu. Dengan mengandalakan otot dan kekuatan kakinya Ismail memeras tebu dengan alat sederhana sehingga terpisah air dan ampasnya. Namun, hal itu tidak terlihat berat bagi Ismail. “karena sudah biasa, jadi ya sudah tidak terlalu capek lagi untuk memeras tebunya” ujar Ismail.

Tebu-tebu yang airnya dijual oleh ismail, diperolah dari perkebunan tebu didaerah bukit Kandang. Jika persediaan tebu dirumah sudah habis maka Ismail harus kembali membeli tebu, biasanya Ismail membeli sebanyak 100 batang tebu dengan harga 2000,- per batangnya. Biasanya setiap dua hari sekali Ismail membeli tebu pada toke.

Air tebu yang ditawarkan oleh ismal terasa berbeda dengan air tebu lainnya yang proses pembuatannya dengan bentuan mesin. Air tebu perasan Ismail begitu terasa alami dan segar. Diusianya yang mencapai kepala empat, Ismail mengaku lelah Karena setiap hari harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memeras tebu.

Namun ismail tetap harus melakoninya untuk mengisi dapur dan kebutuhan sekolah anak-anaknya. Karena ismail tidak memiliki cukup uang membeli mesin untuk menggantikan tenaganya memeras tebu. “untuk membeli mesin pemeras tebu, ya tunggu ada bantuan dulu baru saya sanggup beli”. Tutur Ismail.
“kalau cukup atau tidak, pasti kurang untuk memenuhi kebutuhan saya, istri dan anak-anak. Namun, kami tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan”. Papar Ismail saat ditanya tentang penghasilannya dari penjualan air tebu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar