Selasa, 07 Juni 2011

“ Sepeda dan Remis ”

Oleh 
Nurhidayah


Pagi itu, Senin (30/5), Nek Pardi (60) terlihat begitu menikmati suasana saat mendayung sepeda kesayaangannya menelusuri sepinya jalan di Dusun IV Sei Pinang, tepatnya Desa Pulau Kampai, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat.  Saat itu, waktu masih menunjukkan pukul 06.30 WIB. Udara yang begitu sejuk menemani Nek Pardi hingga sampai ketempat tujuannya. Melihat Nek Pardi mendayung sepeda, ada rasa iba dan terharu, pada usianya yang telah tua Nek Pardi tetap harus bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri. Setelah ditinggal oleh suami tercinta pada 2006 lalu. Nek Pardi tinggal sendiri di rumah peninggalan suaminya. Nek Pardi mengaku tidak ingin menyusahkan anak-anaknya, Nek Pardi mengatakan “Selama bisa bekerja, dan cari makan sendiri, saya tidak akan numpang hidup dengan anak atau cucu saya”. Ujar Nek Pardi dengan senyum tipis diwajahnya.
Dilingkungan tempat tinggalnya Nek Pardi dikenal sebagai perempuan yang kuat. Nek Pardi tidak kenal lelah. Untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, Nek Pardi rela mendayung sepeda hampir setiap hari untuk mencari Remis yang kemudian dijual pada Toke Remis. Untuk mendapatkan Remis, Nek Pardi harus mendayung sepeda menuju Pantai. Bagi warga setempat, selain bertani dan melaut, mencari remis juga dapat dijadikan sebagai mata pencaharian, “ya walaupun hasil yang didapat tidak akan dapat memenuhi semua kebutuhan hidup. Paling tidak, untuk kebutuhan pokok sudah dapat terpenuhi” Ujar Nek Pardi.
Untuk mendapatkan Remis yang banyak, pagi-pagi sekali Nek Pardi sudah harus meninggalkan rumahnya menuju Pantai, waktu yang harus dilewati di Pantai tidak sebentar, Nek Pardi harus menghabiskan waktunya di Pantai selama setengah hari. Pukul 12.00 Wib, setelah menjemur diri dibawah terik matahari untuk mencari remis, Nek Pardi harus kembali kerumah, untuk beristirahat, shalat Dzuhur dengan mendayung kembali sepeda dibawah teriknya matahari.
Tidak hanya sampai disitu, setelah beristirahat sejenak, Nek Pardi harus kembali mendayung sepeda kesayangannya  untuk menjual hasil pencarian Remisnya pada Toke. Hasil yang didapat dari mencari Remis itu sangat tidak sebanding dengan tenaga dan keringat yang telah dikeluarkan Nek Pardi. Harga yang dibayar untuk 1kg Remis hanya Rp.700,- biasanya Nek Pardi mendapat 15-30kg setiap mencari Remis. Bisa kita perkirakan berapa upah yang didapat Nek Pardi.
Sebelum ditinggal untuk selama-lamanya oleh suami, Nek Parti tidak perlu bekerja kerja seperti sekarang. Karena dua orang anaknya masih tinggal bersama Nek Pardi, sehingga ada pembagian tugas. Untuk mencari nafkah dan bekerja diluar rumah dilakukan oleh suami dan anaknya. Sedangkan Nek Pardi hanya mengurus pekerjaan rumah saja. Namun, setelah suaminya meninggal dan anak-anaknya pergi merantau, mulailah Nek Pardi harus mengurusi semuanya sendirian. Mulai dari mencari nafkah sampai pekerjaan rumah, walau terkadang ada cucu Nek Pardi yang sering membantunya dirumah.
Namun demikian, Nek Pardi tidak terlihat mengeluh atau menyesal dengan hidupnya. Nek Pardi terlihat sangat tegar dalam menjalani hari-harinya mencari Remis dengan ditemani sepeda kesayangannya.  ( Nurhidayah )
*Remis merupakan makanan laut (seefood) seperti kerang, namun ukurannya lebih kecil dari kerang.

   
Note : Masih dalam tahap belajar, mohon maaf bila ada kesalahan.. jika dikoreksi akan lebih baik.. syukron.. :-)

2 komentar:

  1. lumayan sbg pemula. sering2 nulis lagi aya.

    BalasHapus
  2. Iya Bapak... InsyAllah... akan Aya biasain.. selama ini Aya nga biasa nulis.. paling, kalau ada tugas aja.. :)

    BalasHapus